Air Terjun Wana Ayu




Air Terjun Wana Ayu

Air Terjun ini terletak di desa Padang Bulia Kecamatan Sukasada. Letak air terjun ini tidak jauh dari permukiman warga, sehingga mudah untuk dijangkau pengunjung. Puluhan anak tangga yang menghiasi jalan menuju Air Terjun dengan rimbunnya pepononan hijau membuat suasana sangat alami. Suara air yang jatuh diantara bebatuan sangat terdengar jelas dari lokasi parkir.
Foto : Air Terjun Wana Ayu/Dian

Deru air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 35 meter dan kedalaman kolam hanya setinggi pinggang orang dewasa itu memiliki pesona yang sngat indah dan alami. Pengunjung yang datang pastinya akan tergoda untuk mandi dikolam Air Terjun Wana Ayu karena airnya yang jernih, segar dan berasal dari mura air terjun Gitgit. Air Terjun Wana Ayu itu masih dikelola oleh Keluarga Wayan Sudami yang tinggal tak jauh dari lokasi air tejun tersebut.

Wayan Sudami menuturkan, awalnya lokasi air terjun itu tidak terawatt sama sekali, hingga akhirnya ia mendapatkan wangsit untuk membangun rumah didekat lokasi air terjun. Bersama anak-anak dan istrinya ia mulai membersihkan jalan menuju air terjun itu. Sedikit demi sedikit ia bersama keluarga membuat anak tangga untuk memudahkan pengunjung mencapai lokasi air terjun.

Antara sadar atau tidak, Wayan Sudami merasa ada ikatan batin terhadap tanah yang ia tempati saat ini. Dulunya ia bermukim di wilaya Bangkiang Sdem. Setelah mendapatkan wangsit maka ia dengan tulus mengurus lokasi air terjun Wana Ayu saat ini.

Air terjun yang memiliki potensi wisata itu masih belum terkelola secara maksimal. Wayan Sudami mengaku tidak memungut biaya untuk pengunjung yng menikmati air terjun itu. Hanya saja selama ini pengunjung yang datang memberikan biaya sukarela. Namun pengunjung harus siap fisik dan mental untuk dapat mencapai lokasi air terjun, karena medannya yang cukup terjal dan licin saat musim hujan meskipun telah dibangun tangga.

foto : Air Terjun Wana Ayu/ Dian
Selain pesonanya yang benar-benar alami, terdapat pula pancoran suci yang digunakan warga untuk Malukat atau Mabersih. Seperti diungkapkan Luh Putri yang tak lain istri dari Wayan Sudami.


 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Cak-cakan di Desa Sambirenteng

Monumen Perjuangan Tri Yuda Sakti