Melancong sambil belajar Sejarah di Brahma Wihara Arama Banjar.
Melancong sambil belajar Sejarah di Brahma Wihara Arama Banjar.

Objek ini berada di
dataran tinggi / di daerah sekitar perbukitan yang diperkirakan memiliki ketinggian
sekitar 300 meter dari permukaan laut. Wihara ini mempunyai areal tanah sekitar
1,5 Ha dan khusus untuk bangunan Brahma Wihara Arama hanya sekitar 35 Are,
sedangkan sisanya berupa tanah perkebunan yang berada di sekeliling wihara.
Letak objek ini agak
jauh dari permukiman masyarakat Banjar, sehingga nampaknya benar-benar tenang,
jauh dari keramaian, dan sangat menyejukan karena keindahan alam sekelilingnya.
Tempat ini sungguh amat tepat, letaknya agak tinggi dan strategis, sehingga
seluas mata memandang tampak pemandangan laut dan perbukitan yang indah di
sekeliling bangunan wihara ini turut mewarnai indahnya panorama Brahma Wihara
Arama itu sendiri. Keadaan tanah di lingkungan objek cukup subur, karena
fasilitas utama berupa air sudah terpenuhi, baik untuk masyarakat dan umat
maupun untuk pengairan areal perkebunan,
Secara historis Wihara
Budha ini sudah ada sejak tahun 1958 terletak di dekat Air Panas Banjar, dengan
tempat/areal yang berstatus pinjaman. Wihara ini didirikan oleh Bikku Giri
Rakito Maha Tera. Namun dalam perkembangan umat Buddha, yang mengakibatkan
tempat itu kurang memadai, dan agak dekat dengan keramaian masyarakat Banjar
sehingga untuk latihan meditasi nampaknya terganggu, maka dicarilah tempat yang
baru, tempat ini dibeli sendiri oleh Bikku Giri dan pembangunannya dimulai pada
bulan November 1970. Pemakaiannya sebagai tempat kebaktian baru dimulai bulan
Mei 1971. Wihara Buddha yang dibangun di Banjar Tegeha ini disebut dengan nama
Brahma Wihara Arama.
Pemberian nama ini erat
hubungannya dengan fungsi dan manfaat wihara itu sendiri. Dapat diartikan bahwa
wihara tempat tinggal Bikku, atau
kediaman Brahma yang berarti pula tempat sifat luhur; sedangkan Arama berarti taman. Jadi Braham Wihara
Arama dapat diartikan sebagai taman kedamaian Brahama yang luhur atau tempat
kediaman sifat yang luhur.
Biaya pembangunan diperoleh dari hasil
sumbangan/hasil pembinaan yang dilakukan Bikku Giri (sebagai Bikku Darma Duta)
kepada umat di seluruh Indonesia. Diakui oleh umat bahwa Wihara Buddha di
Banjar Tegeha ini dijadikan tempat meditasi yakni mengembangkan pandangan
terang waktu 7 sampai 17 hari. Latihan yang dimaksudkan adalah meliputi duduk
bersila dan jalan dengan waktu yang seimbang dan acara kebaktian. Latihan meditasi
seperti yang disebutkan di atas adalah bertujuan untuk : mengenal, mengerti
pikiran; mengendalikan pikiran; membersihkan pikiran dan mencapai kebijaksanaan
yang pada akhirnya sesuai dengan ajaran Budha melepaskan diri dari hidup
keduniawian.
Dengan memperhatikan segala kegiatan
latihan yang dimaksudkan di atas, maka sudah dapat dipastikan bahwa Wihara
Budha itu mempunyai fungsi pendidikan, penyuluhan dan pembinaan umat.
Di samping fungsi pendidikan, Brahma
Wihara Arama juga menampakan dua fungsi lainnya yakni : fungsi sosial dan objek
wisata. Fungsi sosial dapat disaksikan dengan adanya usaha pengadaan air untuk
kepentingan masyarakat, memberikan fasilitas pinjam perlengkapan/alat-alat
seperti : kursi, lampu, tikar bagi masyarakat yang berminat dan wihara dapat
dijadikan sebagai tempat pertemuan seperti arisan dan rapat-rapat. Sedangkan
fungsi sebagai objek wisata nampak dari penampilan bentuk bangunan wihara itu
sendiri yang disainnya sangat indah, bersih penuh hiasan patung-patung Buddha
dan patung-patung yang khas Bali selatan. Banyak wisatawan asing yang datang
berkebangsaan Inggris, Belanda, Amerika, Australia dan lain-lain, bahkan ada yang ikut berlatih meditasi.
Wihara ini seperti telah diungkapkan di
muka berlokasi di daerah perbukitan yang di sekitarnya di kelilingi oleh
panorama alamiah yang indah, sehingga suasana menjadi tenang, sejuk dan
menyegarkan
Sebagian besar dan bahkan hampir setiap
pengunjung yang datang ke tempat wihara ini, baik domestik maupun asing yang
mempunyai tujuan latihan meditasi ataukah yang sifatnya rekreatif, memberikan
kesan menarik dan indah.
Nilai budaya yang dimiliki oleh wihara
yang erat kaitannya dengan fungsinya,
terutama sebagai pusat meditasi. Untuk mencapai tujuan utama itulah bentuk
bangunnanya ditata sedemikian rupa (bentuknya berundak-undak menyerupai
bangunan suci Hindu). Dari halaman satu ke halaman berikutnya dipisahkan oleh
pintu masuk berbentuk candi bentar, dan setiap halaman dari ketiga halaman yang
ada ditata secara indah, seperti tanamanya, patung-patung Buddha dengan
sikap-sikap tangan tertentu, patung-patung Buddha dengan sikap-sikap tangan
tertentu, patung-patung Hindu yang menggambarkan para dewa yang dikenal Buddha
dengan ukir-ukirannya. Ada juga tempat-tempat khusus yang berfungsi untuk
pendidikan ke Budhaan, yakni tempat menerima pelajaran, sekaligus tempat
kebaktian atau ruang Dharma, yang lebih dikenal dengan nama Dharmasala Induk
dan Dharmasala. Di samping itu terdapat pula tempat pertemuan atau tempat upacara pada upacara Waisak.
Tangga-tangga yang ada, yang menghubungkan halaman satu ke halaman lainya
menggambarkan lambang-lambang keagamaan yang penuh arti terutama sebagai jalan
yang akan ditempuh dalam usaha mencapai nirwana (melepaskan diri dari hidup
keduniawian).
Komentar
Posting Komentar