Lukisan Wayang Kaca Desa Nagasepaha


Lukisan Wayang Kaca Desa Nagasepaha

Kehidupan masyarakat Desa Nagasepaha yang sebagian penduduknya bermata pencaharian sebagai pengrajin tentunya memiliki ketertarikan sendiri bagi yang melakoninya. Salah satu kerajinan Buleleng Khas Desa Nagasepaha adalah Lukisan Kaca. Kerajinan Lukisan Kaca ini merupakan ikon Desa Nagasepaha dan juga kerajinan yang pling dicari bagi mereka yang mengerti akan jiwa seni. Lukisan Kaca di Desa Nagasepaha ini sudah berkembang sejak puluhan tahun silam. Tekniknya pun terbilang unik. Untuk menggarap sebuah lukisan diatas kaca, sket lukisan dibuat pada bagian bawah kaca atau digambar secara terbalik. Untuk membuat satu sket dibutuhkan ketelitian dan ketenangan dari si pembuat. Pembuatannya pun harus diselesaikan saat itu juga alias tidak boleh ditunda. Jika pembuatan sket dikerjakan bertahap, bisa jadi lukisan wayang yang digambar tersebut akan beerbeda hasilnya. Pengrajin Lukisan Kaca yang paling tersohor adalah Jro Dalang Diah. Namun kini beliau sudah almarhum. Kerajinan Lukisan Kaca diteruskan oleh Putranya I Ketut Sekar. Lukisan kaca yang dihasilkannya cukup beragam, mulai dari ukuran kecil,sedang hingga besar. Dan harganya pun dibandrol sekitar 700ribu rupiah untuk ukuran kecil.


Pengrajin Lukisan Kaca I Ketut Sekar mngungkapkan, sebelum ia terjun ke dunia lukis, Ketut Sekar sempat menggarap wadah yang digunakan untuk upacara Pitra Yadnya kala itu. Ketika wisatawan asing berduyun-duyun mencari lukisan maka ia pun menekuni bidang kerajinan Lukisan Kaca yang diajari oleh Almarhum sang Ayah. Akan tetapi dalam perjalannanya sebagi seniman Lukisan Kaca, ia terhambat masalah pemasaran. Untuk membuat satu buah Lukisan Kaca harus melalui proses yang cukup panjang, mulai dari membuat sket, nyawi atau menggradasi gambar, kemudian di prada, setelah itu dicat putih. Setelah cat putih tersebut mongering maka mulailah sang seniman mengatur warna sebagai tahap akhir agar lukisan yang dihasilkan lebih hidup. Untuk menghasilkan karya yang berkualitas Ketut Sekar menggarap satu buah lukisan yang berukuran 60x40 selama 5hari dengan menggunkan bahan cat minyak yang tahan hingga 30tahun. Hasil karaya lukisan kaca yang ia garap telah terjual dibeberapa Negara seperti Jerman, Italia dan Australia. Bisanya wisatawan yang ingin membeli Lukisan Kaca langsung memesan ke lokasi pembuatan.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng Nyoman Sutrisna mengungkapkan, warisan luhur Lukisan Wayang Kaca merupakan potensi dibidang kebudayaan yang dapat dipromosikan untuk lebih mengenak kerajinan khas Desa Nagasepahaa yang ada di Buleleng. Kerajinan khas Desa Nagasepaha ini patut diancungi jempol. Selain memiliki bentuk yang indah juga mengandung makna filosofis dalam lukisan tersebut. Apalagi kini Lukisan Wayang Kaca ini telah diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda.

SUMBER : 
1. Pengrajin Wayang Kaca I Ketut Sekar
2. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng I Nyoman Sutrisna

Komentar

  1. Saya benar-benar akan berterima kasih kepada Allah atas kebaikan yang Anda lakukan dengan membantu saya dan hari ini saya mendapat pinjaman Rp120.000.000,00 untuk menyelesaikan masalah saya.
    Saya menerima telepon saya pagi ini peringatan dari CIMB bank saya mengkonfirmasikan bahwa saya memperoleh pinjaman pada account saya berhasil.
    Saya berterima kasih kepada wanita Nyonya Deborah karena saya menjaga kepercayaan saya pada Anda dan oleh kasih karunia Allah, saya telah menerima pinjaman saya berhasil.
    Terima kasih banyak.
    Saya juga akan memberitahu Anda teman-teman dan orang-orang terkasih yang membutuhkan pinjaman. Terima kasih banyak Madam Deborah, saya berdoa bahwa Allah bersama Anda.
    Hubungi Ibu Deborah melalui
    email: avantloanson@gmail.com
    W / A: +13864879929

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tradisi Cak-cakan di Desa Sambirenteng

Monumen Perjuangan Tri Yuda Sakti